Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (Belanda: "Ikatan Kesenian dan Ilmu Batavia") adalah sebuah lembaga kebudayaan yang didirikan di Batavia. Semenjak tahun 1910 lembaga ini dikenal dengan nama Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen ("Ikatan Kesenian dan Ilmu Kerajaan di Batavia"). Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen didirikan oleh Gubernur-Jendral Reinier de Klerk.
Perpustakaan merupakan salah satu penerapan sistem nasional perpustakaan yang terpadu dan menyeluruh, Bapak Daoed Joesoef selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada saat itu mencanangkan pendiriannya pada tanggal 17 Mei 1980. Ketika itu kedudukannya masih berada dalam lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan di bawah Direktorat Jenderal Kebudayaan, dan badan ini merupakan hasil integrasi dari Perpustakaan Museum Nasional, Perpustakaan Sejarah Politik dan Sosial (SPS), Perpustakaan wilayah DKI Jakarta serta Bidang Bibliografi dan Deposit Pusat Pembinaan Perpustakaan.
Namun demikian Perpustakaan Nasional baru berintegrasi secara fisik pada tahun1981 s/d 1987 dan berlokasi di beberapa tempat diantaranya di Jalan Merdeka Selatan, di jalan Merdeka Barat dan Jalan Imam Bonjol dan di pimpin oleh seorang mantan Kepala Perpustakaan Museum Nasional yaitu Ibu Mastini Hardjoprakoso, MLS.
Sampai pada awal 1987 Perpustakaan mempunyai gedung baru yang berlokasi di Jalan Salemba Raya No. 28 A Jakarta Pusat, atas prakarsa Ibu Tien Soeharto selaku pimpinan dari Yayasan Harapan Kita pada waktu itu yang menyumbangkan sebidang tanah yang merupakan lokasi dari sekolah jaman Belanda Koning Willem III atau di singkat KW III (Kawedri), setelah direnovasi bangunan tersebut di gunakan untuk gedung sekretariat Perpustakaan Nasional RI dan didirikan sebuah bangunan baru di samping kanannya yang berfungsi sebagai tempat koleksi dan pelayanan perpustakaan untuk umum. Penyelesaian renovasi dan pendirian gedung di sebelahnya baru dapat di tempati pada awal 1987 yang diresmikan pada tanggal 11 Maret 1989 bertepatan pada hari jadi Perpustakaan Nasional yang ke-9 oleh Bapak Presiden Soeharto dan Ibu Tien Soeharto dengan penandatanganan sebuah prasasti batu marmer, sampai pada saat ini prasasti tersebut masih tersimpan di pusat jasa Perpustakaan Nasional RI dengan megahnya. Saat ini Perpustakaan Nasional RI bertempat di Jalan Salemba Raya no. 28 A Jakarta Pusat, namun demikian kantor Deputi Pusat Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perpustakaan bertempat di Jalan Merdeka Selatan No. 11 Jakarta Pusat
Untuk penetapan status Perpustakaan Nasional RI yang berjurisdiksi pada Direktorat Jendral Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menjadi lembaga Pemerintah Non Departemen yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden, diawali dengan penandatanganan keputusan presiden Nomor 11 tahun 1989.
Oleh karena itu makin bertambahlah beban dan tugas Perpustakaan Nasional untuk melayani masyarakat tidak hanya di indonesia melainkan di manca negara, maka diterbitkanlah Keputusan Presiden Nomor 50 Tahun 1997 tertanggal 29 Desember 1997. Keppres ini menyempurnakan susunan organisasi, tugas dan fungsi Perpustakaan Nasional. Di antara penyempurnaan tersebut adalah menciptakan jabatan deputi setingkat eselon I dan menaikkan status Perpustakaan Nasional Provinsi (d.h. Perpustakaan Daerah) menjadi eselon II.
Perpustakaan Nasional RI kini menjadi perpustakaan yang berskala internasional dalam arti yang sesungguhnya, yang merupakan sebuah lembaga yang tidak hanya melayani sebuah intstitusi melainkan seluruh masyarakat dari semua golongan, dengan program-program pelayanan yang semakin ditingkatkan dari tahun ke tahun untuk melayani pengguna.
Oleh Wawan Setiawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Kritik dan Saran